Wednesday, November 16, 2022

Chikungunya

 Zoonosis

Tahukah anda apa itu zoonosis? 

Chikungunya

Gejala utama demam Chikungunya (demam chik) adalah demam mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada sendi lutut, pergelangan, jari kaki, tangan, tulang belakang, serta ruam pada kulit. Demam chik ini ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti yang juga merupakan nyamuk penular penyakit DBD. Demam chik ini terutama dijumpai di daerah tropis/subtropis dan sering menimbulkan epidemi. Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam chik yaitu rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.


Kesakitan dan Kematian akibat Chikungunya

Pada tahun 2021 ditemukan kasus demam Chikungunya sebanyak 241 kasus, jauh lebih 

rendah dibandingkan tahun 2020 sebesar 1.689 kasus. Tidak ada kematian akibat Chikungunya 

di tahun 2021 maupun tahun 2020. Hanya tiga provinsi yang melaporkan data Chikungunya 

pada tahun 2021. Hal ini berbeda dengan tahun 2020 ketika terdapat lima provinsi yang 

melaporkan Chikungunya. Ketiga provinsi yang melaporkan kasus pada tahun 2021 yaitu Jawa 

Barat sebanyak 42 kasus, Jawa Tengah sebanyak 188 kasus, dan Bali sebanyak Bali 11 kasus. 

Pada tahun tersebut juga dilaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di 

Kabupaten Garut di Provinsi Jawa Barat sebanyak 19 kasus. Jumlah kasus Chikungunya pada 

tahun 2012-2021 disajikan pada gambar berikut.


Gambar kasus


Sampai dengan saat ini belum pernah dilaporkan adanya kematian akibat chikungunya. 

Faktor penyebab meningkatnya kasus antara lain kondisi cuaca yang relatif lembab dengan 

curah hujan yang tinggi dan periode waktu hujan yang panjang, adanya imunitas pada daerah 

yang pernah terjangkit.


Pengendalian

Pengendalian Faktor Risiko DBD dan Chikungunya

Pengendalian faktor risiko yang paling efektif adalah pengendalian vektor terpadu baik 

secara fisik, kimiawi dan biologi dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam melakukan 

Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. PSN 3M Plus merupakan upaya pemberantasan 

sarang nyamuk secara terus menerus dan berkesinambugan melalui Gerakan 1 Rumah 1 

Jumantik (G1R1J). 

Kegiatan PSN 3M meliputi menguras bak mandi atau bak penampungan air, menutup 

rapat-rapat tempat penampungan air dan memanfaatkan Kembali atau mendaur ulang barang 

bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk. 

Kegiatan Plus meliputi: mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-

tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak 

lancer atau rusak, menutup lubang-lubang pada potongan bambu atau pohon, dan lainnya, 

menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang 

sulit air, memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampungan air, memasang 

kawat kasa, menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar, mengupayakan 

pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai, menggunakan kelambu, memakai obat yang 

dapat mencegah gigitan nyamuk, dan cara spesifik lainnya di masing-masing daerah.

Keberhasilan kegiatan PSN 3M Plus antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik 

(ABJ). Jika ABJ ≥ 95% diharapkan penularan DBD dan Chikungunya dapat dicegah atau dikurangi. 

Upaya pemberantasan vektor penyakit DBD dan Chikungunya hanya dapat berhasil apabila 

seluruh masyarakat berperan secara aktif dalam melakukan kegiatan PSN 3M Plus melalui 

gerakan 1 Rumah 1 Jumantik





ALL RIGHT RESERVED